Engineering Plus

Buku ini bukan berisi pemikiran besar da’wah, namun tentang kepingan-kepingan ide dari pengalaman di sebuah bagian kecil bangunan da’wah, kampus. Tepatnya, lembaga da’wah kampus sebagai salah satu simbol gerakan da’wah thulabi.

Asal mulanya adalah ditemukannya sebuah missing chain, yaitu keterputusan antara manhaj da’wah dengan implementasinya di lapangan. Pada sebuah titik tertentu, kami mendapati bahwa kader da’wah dewasa ini kurang memiliki kemampuan untuk menerjemahkan konsep-konsep yang tertuang dalam manhaj da’wah menjadi kerja nyata. Bahkan ketika manhaj itu sendiri telah diturunkan menjadi sebuah arahan besar da’wah kampus, masih juga sulit berjalan sebagaimana mestinya.

Pada akhirnya, manhaj menjadi sekedar manhaj, sedangkan gerakan di lapangan terkesan serampangan sehingga menimbulkan ancaman stagnansi yang sedikit banyak mulai terasa.

Maka buku ini kami hadirkan untuk menjadi jembatan antara kedua hal tersebut. Yaitu berdiri diantara konsep dan teknis dalam mengelola lembaga da’wah kampus.

Kami mulai pembahasannya dengan mengingatkan tentang visi, yaitu gambaran tentang lingkungan kampus yang akan terbentuk ketika da’wah telah dikatakan berhasil. Dengan membahasakannya melalui cerita pendek, kami harap lebih mudah terinternalisasi menjadi benar-benar impian yang harus dikejar. Lembar-lembar selanjutnya adalah jembatan yang telah kami singgung di atas yang kesemuanya dibagi menjadi tujuh bagian.

Sesudah “Visi”, bagian selanjutnya bertajuk “Lembaga Da’wah” yang berisi pembahasan umum tentang lembaga da’wah itu sendiri. Selanjutnya “Organisasi” menjelaskan tentang cara-cara pengambilan kebijakan, perencanaan, perancangan, termasuk syuro. Bagaimana melakukan “Kaderisasi” dan “Syi’ar” sebagai dua sayap utama lembaga dihadirkan setelahnya. “Menjadi Kader” akan menjelaskan bagaimana berada di lembaga da’wah dalam persepektif seorang kader. “Menjadi Mas’ul” akan sedikit mengajarkan tentang perkara-perkara yang selayaknya diperhatikan seorang mas’ul.

Kami pribadi ber-azzam untuk menyelesaikan buku ini selama empat bulan terakhir sebagai kontribusi terakhir di da’wah kampus, sebuah hadiah perpisahan. Agaknya sayang jika semua pemikiran dan pengalaman selama kurang lebih empat tahun tenggelam begitu saja. Semoga bisa memberikan manfaat untuk adik-adik kami, penerus perjuangan, yang kokoh menegakkan kalimat Allah, dalam bagian kecil bangunan da’wah.

Yakinlah selalu bahwa bangunan besar disusun dari bagian-bagian kecil yang kesemuanya bermakna. Uhibbukum jami’an, semoga kita dipertemukan di Jannah-Nya.

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar”

(An Nisaa’ 95)

Sleman, 14 Januari 2009