Ugrading, Pembentukan Ruh

Seisi kota telah terkontaminasi Virus T. Semua penduduknya berubah menjadi zombi, mayat hidup yang bergerak tanpa kesadaran. Seluruh aktivitasnya hanya digerakkan oleh instingnya untuk makan, makan daging dan darah manusia. Mereka tidak saling kenal lagi, tidak ingat lagi dengan jati dirinya, pandangannya kosong, tangannya melambai-lambai, jalannya sempoyongan, mulutnya selalu terbuka sambil menggeram, mengerikan !!!

Kira-kira seperti itu cerita dalam game Resident Evil 3 Nemesis, dulu jaman SMP seneng sekali main itu (dulu….. sebelum masuk SMA 1, hehe). Kira-kira seperti itu pula kalau seorang manusia kehilangan ruh, seorang kader yang kehilangan ruh da’wah.

Nah.. kembali ke topik.

Kebanyakan dari proses-proses upgrading yang dilakukan di Lembaga Dawah akhir-akhir ini menitikberatkan pada penyampaian materi. Ada alur kaderisasi, dan di dalamnya mencakup dua atau tiga kali upgrading lengkap dengan materi yang harus disampaikan. Ditambah penyampaiannya yang konvensional (sesi kelas dan ngundang pembicara), sebuah upgrading menjadi mirip sekali dengan pelajaran PPKn, diajari untuk menjadi warga negara yang baik, tapi begitu keluar kelas…. yah… antum tau sendiri lah.

Bentuk upgrading yang seperti itu disamping membosankan, tidak menarik, juga kurang memberikan nilai tambah, makanya banyak yang males datang. Ditambah lagi yang dirasakan kader sesudah selesai hanyalah pusing-pusing dan ngantuk, tidak ada bekasnya, akhirnya mereka kembali pada aktivitas sehari-hari tanpa ada perbedaan apapun.

Berikutnya kerja-kerja da’wah di Lembaga menjadi begitu hambar, seolah-olah hanya diisi dengan syuro, mengadakan even, mencetak buletin, membuat proposal kegiatan, dan tau-tau sudah muktamar. Satu tahun di lembaga serasa tidak terasa apa-apa, tidak ada peningkatan, padahal dulu motivasi masuk lembaga adalah agar lebih paham tentang islam. Ini, yang didapat cuma capek, pulang malam tiap hari. Kira-kira seperti itu kalau seorang kader kehilangan ruh, miskin maknawiyah.

Ini adalah tanggung jawab kaderisasi.

Maka yang seperti ini harus dirubah, bentuk-bentuk upgrading yang menargetkan penyampaian materi saja, “materialistis”, harus dihentikan. Diganti dengan fokus pada pembentukan ruh, memperkaya maknawiyah, karena ideologi membutuhkan internalisasi, bukan sekedar penyampaian konsep.

Daripada dibebani dengan target harus menyampaikan serangkaian materi, lebih baik kita merubah cara berfikir dengan pendekatan yang berbeda. Yaitu dengan menentukan satu tujuan upgrading sehingga kita akan mempunyai sebuah tema utama. Kami kira lebih jelas kalau dikasih contoh.

Tarohlah kita mengambil tema utama ukhuwah.

Ukhuwah sebagai tema utama bukanlah hanya sekedar sebatas materi upgrading. Lebih dari itu, karena ini adalah internalisasi dan ideologisasi, pembentukan ruh. Targetnya bukan kader tersebut paham tentang ukhuwah, tapi bagaimana kader tersebut memiliki ukhuwah di antara mereka. Proses-proses seperti ini sangat dipengaruhi oleh metode penyampaiannya. Dalam hal ini sebuah sesi kelas dengan pembicara sebagaimana bentuk upgrading biasanya tidak akan efektif. Yang paling tepat adalah learning by doing. Bilang saja, makan bersama walaupun sebentar jauh lebih efektif menumbuhkan ukhuwah daripada materi tentang itu selama lima jam.

Begitulah penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan tema utama. Sedangkan untuk materi-materi lain dapat saja diberikan sebagai pelengkap, tergantung kebutuhan.. Jadi awal berpikirnya bukan lagi materi apa yang harus diberikan tapi bagaimana cara mencapai target tema utama, baru kemudian fitur yang lain.

Mengingatkan, batasi jumlah materi pendukung, sangat tidak bagus memberikan terlalu banyak materi pada satu upgrading, idealnya hanya ada satu atau dua materi. Lebih bagus lagi jika materi tersebut saling berhubungan, ada garis merahnya. Tampaknya antum harus belajar banyak tentang mendesain sebuah upgrading, supaya tidak terperangkap pada format-format kaku yang konvensional seperti selama ini. Di akhir bagian ini ada dua contoh yang mungkin bisa dijadikan sumber inspirasi. þ

Leave a comment